Kamis, 30 Mei 2013

Ragam Aksara Kuno

Surgaberita - Kata alphabet berasal dari alpha dan beta, dua huruf pertama sistem penulisan bangsa Yunani. Alphabet yg kita kenal sekarang ini pertama sekali dikembangkan oleh bangsa Mesir kuno. Sistem penulisan mereka disebut hieroglyphyc, yg artinya tulisan para pemuka agama. Dalam sistem ini lambang/gambar dipergunakan untuk menyatakan objek/ode-ide. Selanjutnya bangsa Mesir juga menggunakan lambang/simbol untuk menyatakan sebuah huruf, contohnya : air disebut nu, dan dinyatakan dengan lambang riak/gelombang. Selanjutnya mereka menggunakan lambang ini untuk lambang bunyi suara n, yakni bunyi huruf pertama dari kata (dalam bahsa mereka) untuk menyatakan air.Setelah masa itu datanglah bangsa Phonecia, yg mengembangkan sistem alphabet yg sebenarnya,dimana huruf-huruf dipergunakan sebagai lambang bunyi. Huruf-huruf tersebut kebanyakan diambil dari huruf Mesir, tetapi beberapa diantaranya berbeda. Kemungkinan perbedaan ini diambil dari sistem penulisan bangsa Syira.Sistem alphabet bangsa Phonecia memiliki 19 huruf dan tidak memiliki huruf hidup. 

hieroglyphic

Sejumlah besar bangsa-bangsa, termasuk bangsa Yunani mengadopsi sistem alphabet Phonecia. Bangsa Yunani membuat beberapa perubahan dan menambahkan sejumlah huruf vokal kedalamnya. Sistem alphabet Yunani ini memiliki 24 huruf. Beberapa (lambang) huruf diantaranya sama seperti yg kita pergunakan sekarang, misalnya huruf N (Nu) dan O(Omicron). Setelah bangsa Yunani selesai mengembangkan sistem alphabetnya. bangsa Romawi mengadopsinya. Mereka juga membuat beberapa perubahan. Mereka menambah & menghapuskan beberapa huruf dan mengubahnya dengan bentuk huruf yg berbeda. Alphabet Romawi terdiri atas 23 huruf,3 huruf U,W dan J yg ditemui dalam sistem alphabet kita merupakan tambahan. Huruf U dan W dibuat dari huruf Romawi V-yg melambangkan bunyi dari kedua suara tersebut, dan J dari huruf Romawi I. Romawi menaklukan banyak negara dan
oleh karena itulah metode penulisan mereka tersebar luas. sampai kenegara kita sekarang ini 

@AKSARA INDONESIA
 Salah satu syarat utama bagi sebuah bangsa untuk bisa diakui cerdas dan memiliki tingkat peradaban yang tinggi adalah dengan adanya tulisan yang mereka miliki. Dengan kata lain bangsa tersebut harus memiliki huruf-huruf tulisan sebagai alat komunikasi atau untuk keperluan kehidupan sosial mereka yang lainnya.
Dalam tulisan ini, saya akan mengajak Anda untuk lebih mengetahui bahwa Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan alam yang berlimpah (Zamrut Khatulistiwa). Atau dalam artian bahwa di Nusantara ini banyak sekali kekayaan lain yang menjadi bagian dari khasanah budaya bangsa. Salah satunya adalah kekayaan ragam tulisan (aksara) yang dimiliki oleh suku-suku yang tersebar mulai dari pulau Sumatra hingga Indonesia bagian timur. Semua itu berkat kemampuan dan kecerdasan yang luhur dari nenek moyang kita.
Untuk lebih jelasnya, berikut diberikan beberapa contoh kekayaan ragam tulisan yang dimiliki oleh suku-suku yang mendiami tanah Nusantara ini, diantaranya:
1. Aksara Abugida (Batak)
Ciri khas
Surat Batak adalah sebuah jenis aksara yang disebut abugida, jadi merupakan sebuah perpaduan antara alfabet dan aksara suku kata. Setiap karakter telah mengandung sekaligus konsonan dan vokal dasar. Vokal dasar ini adalah bunyi /a/. Namun dengan tanda diakritis atau apa yang disebut anak ni surat dalam bahasa Batak, maka vokal ini bisa diubah-ubah.
Jenis aksara dan penyebaran
Setiap bahasa Batak memiliki varian Surat Batak sendiri-sendiri. Namun varian-varian ini tidaklah terlalu berbeda antara satu sama lainnya.
Penggunaan
Surat Batak zaman dahulu kala digunakan untuk menulis naskah-naskah Batak yang diantaranya termasuk buku dari kulit kayu yang dilipat seperti akordeon. Dalam bahasa Batak buku tersebut dinamakan pustaha. Pustaha-pustaha ini yang ditulis oleh datu (dukun) berisikan penanggalan dan ilmu nujum.
2. Huruf Incung dan Rancong Kerinci (Jambi)
Dalam Tambo Kerinci yang disalin oleh Dr. Voorhoede, R. Ng. Dr. Purbacaraka, H. Veldkamp Conteleur BB, Ny. M.C.J Voorhoeve Bernelet Meens, kita temui bahwa hampir setiap benda pusaka terdapat tulisan Incung seperti yang ditemukan pada 87 buah tanduk sapi dan kerbau, 24 buah pada ruas buluh (bambu), 4 buah tabung buluh, 8 buah kertas gulungan, 3 daun lontar atau pada kulir kayu (daluang), beberapa tulisan pada mangkuk, tapak kaki gajah, tulang dan pecahan barang keras lainnya. Benda pusaka itu bisa dilihat ketika penyimpanannya secara adat diturunkan pada saat perhelatan akbar, seperti Kenduri Sko (Kenduri Pusaka).
Uraian tentang apa yang tertera pada tanduk, buluh, kertas daluang telah diuraikan pada bagian lain dari uraian buku Bumi Sakti Alam Kerinci SEKEPAL TANAH SURGA yaitu berdasarkan penelitian asing dan domestik. Sangatlah mengejutkan bahwa maskot Melayu tertua yang pernah ditulis dalam huruf Pallawa masih tersimpan baik di Tanjung Tanah Kerinci dan menurut DR. Uli Kozok merupakan yang tertua di dunia.
Nenek moyang Kerinci aktif menulis tulisan Incung. Bagaimana menulisnya, di bawah ini kami mencoba menampilkannya dalam bentuk sederhana agar mudah di fahami dan dipelajari oleh siapa pun, terutama anak didik generasi penerus dan bagi wisatawan domestik dan mancanegara yang tertarik kepada peninggalan kuno Kerinci. Tulisan ini berdasarkan tulisan yang di buat H. Abdul Kadir Jamil. Dpt pada 17 Maret 1974. (Sumber: H. Norewan, BA).

Selain itu ada juga tulisan lain yang ada di Kerinci ini yaitu tulisan Rencong, ini berdasarkan penelitian seorang Belanda bernama: L. C. Westenenk (1922) dalam “Reintjong Schrift. II. Beschreven hoorns in the landschap Krintji”, in: Tijdscrift voor indische Taal-, Land-, en Volkenkunde 61, Batavia, Albrecht en co./s-Gravenhage. M. Nijhoff. Adapun bentuk hurufnya adalah sebagai berikut:

3. Aksara Rejang (Bengkulu)
Berikut ditampilkan aksara Rejang yang berasal dari Bengkulu:
4. Aksara Kaganga (Sunda)
Berikut ditampilkan jenis aksara Kaganga yang berasal dari tanah Sunda:
5. Aksara Jawa kuno (Hanacaraka)

Hanacaraka atau dikenal dengan nama carakan atau cacarakan adalah aksara turunan aksara Brahmi yang digunakan untuk naskah-naskah berbahasa Jawa, bahasa Madura, bahasa Sunda, bahasa Palembang, dan bahasa Sasak). Aksara Jawa modern adalah modifikasi dari aksara Kawi dan tergolong aksara abugida. Hal ini bisa dilihat dengan struktur masing-masing huruf yang paling tidak mewakili 2 buah huruf (aksara) dalam huruf latin. Sebagai contoh aksara Ha yang mewakili dua huruf yakni H dan A, dan merupakan satu suku kata yang utuh bila dibandingkan dengan kata “hari”. Aksara Na yang mewakili dua huruf yakni N dan A, dan merupakan satu suku kata yang utuh bila dibandingkan dengan kata “nabi”.
Beberapa buah aksara itu bisa digabungkan secara langsung untuk membentuk sebuah kata. Sebagai contoh :



Integrasi Hanacaraka ke dalam sistem informasi komputer
Usaha-usaha untuk mengintegrasikan aksara ini ke sistem informasi elektronik telah dilakukan sejak 1983 oleh peneliti dari Universitas Leiden (dipimpin Willem van der Molen). Integrasi ini diperlukan agar setiap anggota aksara Jawa memiliki kode yang khas yang diakui di seluruh dunia.
Jeroen Hellingman mengajukan proposal untuk mendaftarkan aksara ini ke Unicode pada pertengahan tahun 1993 dan Maret 1998. Selanjutnya, Jason Glavy membuat “font” aksara Jawa yang diedarkan secara bebas sejak 2002 dan mengajukan proposal pula ke Unicode. Teguh Budi Sayoga pada tahun 2004 telah pula membuat suatu font aksara Jawa untuk Windows (disebut “Hanacaraka”) berdasarkan ANSI.
Baru sejak awal 2005 dilakukan usaha bertahap yang nyata untuk mengintegrasikan aksara Jawa ke dalam Unicode setelah Michael Everson membuat suatu code table sementara untuk didaftarkan kelak. Kelambatan ini terjadi karena kurangnya dukungan dari masyarakat pengguna aksara ini. Baru semenjak masa ini mulai terhimpun dukungan dari masyarakat pengguna. Berdasarkan proses pengajuan, aksara Jawa akan dimasukkan ke dalam Unicode versi 5.2 (tergabung dalam Amandemen 6) yang dijadwalkan keluar pada paruh akhir 2009.
6. Aksara Bali
Berikut di tampilkan bentuk aksara-aksara dasar Hanacaraka gaya Bali;
7. Aksara Bugis
Berikut ditampilkan bentuk dari aksara Bugis:
  @AKSARA CINA
 

Sejarah

Menurut lagenda, tulisan Cina telah direka oleh Cangjie (c. 2650 SM), seorang bangsawan yang telah berkhidmat dengan Maharaja Huangdi. Pada suatu hari, Cangjie sedang memburu di Gunung Yangxu (kini Shanxi), dan terserempak dengan seekor penyu dan amat kagum dengan urat saraf yang terdapat di penyu tersebut. Dia mendapat ilham bahawa bentuk urat saraf itu mengandungi makna tersembunyi yang lojik dan disebabkan itu telah mempelajari mengenai haiwan-haiwan di dunia, susunan bentuk bumi dan tumbuhan dan bintang-bintang di langit. Daripada ini semua, dia berjaya menghasilkan sebuah sistem tulisan simbolik yang dipanggil zi (字) -- aksara Cina. Lagenda juga mengatakan bahawa pada hari tulisan Cina diciptakan, orang ramai telah mendengar makhluk jahat meraung dan hasil tanaman gugur ke tanah seperti hujan, menandakan kelahiran sebuah tamadun, untuk baik dan jahatnya.

Gaya

Terdapat pelbagai gaya, atau skrip, dalam penulisan aksara Cina yang berasal daripada pelbagai model kaligrafi dan sejarah. Kebanyakannya berasal dari China dan kini kerap digunakan, dengan perubahan kecil, di kesemua negara di mana aksara Cina digunakan. Aksara-aksara ini digunakan sejak lebih 3,000 tahun dahulu.
Skrip Tulang Ramalan dan Gangsa tidak digunakan lagi, sementara skrip tertua yang masih digunakan kini ialah Skrip Mohor (Cina Ringkas: 篆书; Cina Tradisional: 篆書; pinyin: zhuànshū). Skrip Mohor berevolusi secara organik daripada skrip gangsa Zhou, lalu diterapkan dalam bentuk yang dipiawaikan di bawah perintah Maharaja China pertama, Qin Shi Huang. Skrip mohor kini hanya digunakan pada mohor kesenian. Kini tidak ramai orang yang mampu membacanya dengan fasih, meskipun seni mengukir mohor tradisional dalam skrip ini masih wujud; sesetengah artis kaligrafi juga memakai gaya ini.
Skrip-skrip yang kerap digunakan masa kini ialah "Skrip Kerani" (Cina Ringkas: 隶书; Cina Tradisional: 隸書; pinyin: lìshū) yang laris sejak Dinasti Qin hingga Dinasti Han, Weibei (Bahasa Cina: 魏碑; pinyin: wèibēi), "Skrip Biasa" (Cina Ringkas: 楷书; Cina Tradisional: 楷書; pinyin: kǎishū) yang banyak digunakan untuk pencetakan, dan "Skrip Separa Kursif" (Cina Ringkas: 行书; Cina Tradisional: 行書; pinyin: xíngshū) yang banyak digunakan untuk penulisan.
Skrip Kursif (Cina Ringkas: 草书; Cina Tradisional: 草書; pinyin: cǎoshū, "skrip rumput") tidak digunakan secara meluas, dan merupakan gaya kaligrafi yang penuh kesenian. bentuk-bentuk aksara asas ditunjukkan, dan bukannya direalisasikan dengan jelas, dan penyingkatannya disifatkan sebagai ekstrem. Meskipun bentuknya kursif sampai satu-satu coret tidak dapat dibezakan lagi dan hasil penulisannya sukar dibaca oleh sesiapa yang tidak terlatih, skirp ini amat dihargai kerana keindahan dan kebebasan yang terangkum dalamnya. Sesetengah aksara Cina Mudah yang digunakan di Republik Rakyat China, dan sesentengah aksara dipermudah di Jepun, berasaskan Skrip Kursif ini. Hiragana Jepun juga berasaskan skrip ini.
Terdapat juga gaya kaligrafi yang direka di luar China, seperti gaya Edomoji di Jepun; skrip-skrip sedemikian selalunya terhad penggunaannya dalam negara asalnya dan tidak disebarkan ke negara lain seperti mana yang dilalui skrip-skrip piawai di atas.
Purba Skrip cap mohor Moden Tradisional Mudah Pinyin Makna
Ren arch.png Ren sigil.png rén manusia
Nuu arch.png Nuu sigil.png wanita
Zi arch.png Zi sigil.png anak
Ri arch.png Ri sigil.png matahari
Yue arch.png Yue sigil.png yuè bulan
Shan arch.png Shan sigil.png shān gunung
Chuan arch.png Chuan sigil.png chuān sungai
Shui arch.png Shui sigil.png shuǐ air
Yu arch.png Yu sigil.png hujan
Zhu arch.png Zhu sigil.png zhú buluh
Mu arch.png Mu sigil.png pokok
Ma arch.png Ma sigil.png kuda
Niao arch.png Niao sigil.png niǎo burung
Gui arch.png Gui sigil.png guī penyu
Long arch.png Long sigil.png lóng naga

Pembentukan aksara

Peringkat-peringkat terawal dalam perkembangan aksara didominasi oleh piktogram, yang mana makna dinyatakan secara langsung oelh bentuknya. Perkembangan tulisan ini yang bertujuan meliputi perkataan bagi konsep abstrak dan meningkatkan kecekapan penulisan, telah membawa kepada kewujudan banyak aksara bukan piktogram.
Pelbagai jenis aksara ini julung kali dikelaskan kira-kira tahun 100 M oleh seorang pakar bahasa China bernama Xu Shen, yang mengarang kamus etimologi Shuowen Jiezi (說文解字/说文解字) yang membahagikan tulisan Cina kepada enam kategori, iaitu liùshū (六書/六书). Sungguhpun kategori dan pengelasannya kadang-kala bermasalah dan dikatakan gagal mencerminkan sifat-sifat sistem tulisan Cina secara menyeluruh, namun sistem ini telah lama dikekalkan melalui sejarah lama dan kegunaan meluasnya.
Perikan buku teks aksara Cina dari tahun 1436.
4% aksara Cina berpunca secara terus daripada piktogram individu (Bahasa Cina: 象形字; pinyin: xiàngxíngzì), dan dalam kebanyakan kes sedemikian hubungan ini tidak semestinya jelas kepada pembaca masa kini. Bagi 96% yang lain, sebilangannya adalah agregat logik (Cina Ringkas: 会意字; Cina Tradisional: 會意字; pinyin: huìyìzì), iaitu aksara yang digabung daripada pelbagai bahagian yang menandakan maksud. Namun, kebanyakan aksara berbentuk piktofonetik (Cina Ringkas: 形声字; Cina Tradisional: 形聲字; pinyin: xíng-shēngzì), iaitu aksara yang mengandungi dua bahagian: satu menandakan satu kategori maksud am dan yang satu lagi bunyi sebutannya. Sebutan dalam aksara sedemikian lazimnya hanya menghampiri sebutan zaman sekarang kerana perubahan mengikut peredaran zaman dan perbezaan antara bahasa-bahasa asal.

Aksara Mndarin

Bangsa Cina merupakan salah satu bangsa tertua di dunia dan memiliki kebudayaan tertua di dunia yang sampai sekarang masih tetap terpelihara dengan baik. Demikian juga aksara/tulisan bangsa Cina. Aksara bangsa Cina sama tuanya dengan aksara dari bangsa Sumeria. Menurut penelitian para arkeologis, tulisan awal bangsa Cina tercatat pada abad 16 SM pada zaman dinasti Shang yang terekam pada prasasti kulit kura-kura dan tulang belulang hewan . Prasasti ini di temukan di reruntuhan Yin dekat kota An Yang dan Zheng Zhou pada tahun 1899. Bentuk tulisannya berbeda dengan tulisan Cina pada jaman sekarang dan sudah tidak di digunakan lagi. Yang digunakan sampai sekarang adalah aksara/tulisan pada naskah.
Aksara bangsa Cina menggunakan gambar untuk menyampaikan pesan-pesan atau sebagai media untuk berkomunikasi. Tulisan yang menggunakan gambar sebagai media untuk penyampaikan pesan biasa disebut piktograf. Misalnya saja seseorang ingin menyampaikan pesan kepada temannya mengenai matahari maka digunakan gambar matahari sebagai media untuk menyampaikan pesannya. Jadi tulisan bangsa Cina pada jaman sekarang ini sebenarnya merupakan gambar dari nenek moyang mereka yang telah di sederhanakan menjadi tulisan.
Ada 4 naskah utama dalam sejarah aksara bangsa Cina yang digunakan pada periode yang berbeda:
  1. Naskah Tulang-Belulang dan Tempurung Kura-Kura (Oracle Bones dan Turtle Shell Script) digunakan pada zaman dinasti Shang (1600 -1046 SM)
  2. Naskah Benda-Benda Kuningan (Bronzeware Script) digunakan pada zaman dinasti Zhou (Abad ke 10 SM – Abad ke 5 SM)
  3. Naskah Segel (Seal Script) digunakan pada zaman dinasti Qin ( abad ke 2 SM)
  4. Naskah Clerical (Clerical Script) digunakan di akhir zaman dinasti Qin sampai sekarang ( Abad ke 2 SM – sekarang)
    Selain 4 naskah utama di atas ada naskah tambahan yang merupakan pengembangan dari naskah Regular:
    1. Naskah Regular ( Regular Script) merupakan pengembangan dari naskah Clerical biasa digunakan secara umum di dunia percetakan.
    2. Naskah Semi-Cursive ( Semi-Cursive Script) sering di gunakan secara umum sebagai tulisan tangan.
    3. Naskah Cursive (Cursive Script) tidak digunakan secara umum, hanya digunakan untuk keperluan seni kaligrafi
Di zaman Cina modern digunakan naskah tradisional dan naskah yang telah disederhanakan yang mana naskah sederhana (simplified) mengalami penyederhanaan dari naskah tradisional. Naskah tradisional sampai sekarang masih tetap digunakan di Taiwan dan RRC, sedangkan naskah sederhana (simplified) digunakan di RRC saja. Pembahasasan berikutnya mengenai aturan penulisan (Stroke Order)

@Abjad Arab

Bahasa Arab
Sehari-hari Anda yang rajin membaca Al Qur’an tentu akrab dengan huruf-huruf Arab. Huruf Arab juga sering dipakai sebagai sarana ekspresi rasa seni, yakni sebagai kaligrafi. Tapi, tahukah Anda bagaimana huruf Arab berasal dan bagaimana asal usulnya?

Huruf Arab digunakan di berbagai belahan dunia, urutan kedua di bawah huruf Romawi/Latin. Sementara itu, kaligrafi Arab begitu terkenal sebagai suatu seni tersendiri. Yang lebih utama lagi, huruf Arab digunakan untuk mencatat wahyu Ilahi di dalam Al Qur’an.

Orang-orang Arab zaman dulu menyukai kehidupan yang berpindah-pindah, lama sekali mereka terbiasa berkomunikasi secara lisan saja.

Dibandingkan dengan orang-orang Mesir, Babylonia, ataupun Cina, mereka terlambat berkenalan dengan huruf. Mereka tidak berpengalaman dalam bahasa tulisan. Bahkan puisipun dipelihara lewat bahasa lisan.

Sebaliknya, bagi orang-orang Phoenic, yang bertempat tinggal di Libanon, pada sekitar 1100 sebelum Masehi telah mengembangkan alfabet sebanyak 22 huruf. Alfabet ini merupakan hasil dari penyederhanaan untuk memudahkan komunikasi di antara mereka.

Bagi orang-orang yang tinggal di Syna, alfabet sederhana ini diadaptasikan ke dialek kaum Semit.

Orang-orang Nabatean, orang Arab yang hidupnya semi-nomaden, dan mendiami wilayah Sinai dan Arab Utara hingga Syria Selatan, terkenal melalui kota Petra dan Madina Al Saleh. Mereka mengembangkan naskah yang diturunkan dari naskah orang-orang Aram. Dengan orang-orang Aram ini, mereka memiliki hubungan dagang dan kebudayaan.
Bahasa dan tulisan mereka pernah mengalami kerusakan ketika wilayah kekuasaan mereka direbut orang-orang Romawi (pada tahun 105 M). Perkembangan berikutnya yang mengubah huruf Nabatean menjadi Arabik terjadi pada Abad ke-6, yang kemudian tak ada lagi perubahan yang mendasar pada huruf Arab tersebut sampai kini. Hal ini memudahkan kita untuk mengenali dan membaca bahasa yang tercantum di dalam kitab suci Al Qur’an.

Huruf Pengucapan Internasional
ا alif alif
ب ba bāʾ
ت ta tāʾ
ث tsa ṯāʾ
ج jim ǧīm
ح ha ḥāʾ
خ kha ḫāʾ
د dal dāl
ذ dzal ḏāl
ر ra r āʾ
ز zai z ā y
س sin sīn
ش syin šīn
ص shad ṣād
ض dhad ḍād
ط tha ṭāʾ
ظ zha' ẓāʾ
ع 'ain 'ain
غ ghain ġain
ف fa fāʾ
ق qaf qāf
ك kaf kāf
ل lam lām
م mim mīm
ن nun nūn
ه ha hāʾ
ة taʾ marbutah tāʾ marbuṭah
و wau wāw
ي ya yāʾ

@Huruf Yunani

Huruf Yunani atau Huruf Greek adalah huruf yang telah digunakan untuk menulis bahasa Greek sejak sekeliling abad ke-9 SM. Ia adalah huruf pertama dalam makna sempit, yakni, sebuah sistem tulisan mengunakan simbol terasing untuk setiap vokal dan konsonan dengan sama. Ia adalah skrip berhuruf dalam kegunaan kini. Huruf adalah juga digunakan untuk persembahkan nombor-angka Greek- dalam jenis sama konteks sebagai angka Roman. Selain menulis Greek moden, kini hurufnya digunakan sebagai simbol dalam matematik dan sains, nama zarah dalam fizik, sebagai nama bintang, dalam nama abang dan kakak, dalam namaan superangka siklon tropikal, dan untuk lain-lain tujuan. Huruf Yunani berasal sebagai pengubahsuaian dari huruf Phoenicia dan dalam giliran memberi kebangkitan kepada Gothik, Glagolitik, Cyrillic, Coptik, dan kemungkinan huruf Armenia, baik juga seperti huruf Latin, seperti didokumentasikan dalam Sejarah huruf. Huruf Yunani adalah tidak berhubungan dengan Linear B dan ejaan sukuan Cypriot, sistem tulisan lebih terawal untuk Greek.

Sejarah

Menurut lagenda yang dikira semula oleh Herodotus, huruf ini adalah pertama diperkenalkan pada Greece oleh seorang Phoenicia bernama Cadmus, yang juga tokoh dalam Mitos Greek lain.
Sejarahnnya, huruf Greek muncul beberapa abad selepas kejatuhan tamadun Mycenea dan akibat kepupusan dari skrip Linear Bnya, suatu sistem tulisan Greek awal. Linear B diturunkan dari Linear A, dimana dibangunkan oleh Minoan, dimana bahasa yang kemungkinan tidak berhubung kait dengan Greek; akibatnya ejaan sukuan Minoan tidak memberikan medium ideal untuk transliterasi dari bunyi bahasa Greek. Huruf Greek yang kita kenal kini bangkit selepas Zaman Kegelapan Greek buta huruf — suatu tempoh antara kejatuhan Mycenae (c. 1200 S.M.) dan kebangkitan dari Greek Purba, dimana bermula dengan kemunculan dari epik Homer, sekitar 800 S.M., dan institusi dari Sukan Olimpik Purba pada 776 S.M.
Perubahan paling penting dalam huruf Greek, adalah pengambilan dari abjad Phoenicia, adalah pengenalan dari vokal bertulis, tanpa dimana Greek — tidak seperti Phoenicia — tidak difahami. Pada faktanya kebanyakan huruf yang mengandungi vokal dipemerolehan unggulnya dari Greek, walaupun terdapat pengecualian (Hangul, skrip Orkhon, Huruf Ge'ez, Huruf Indic, dan skrip Hungary Kuno). Vokal pertama adalah alpha, e (kemudian epsilon), iota, o (kemudian omicron), dan u (kemudian upsilon), ubahsuaian dari glotal Semitik, aspirat, atau konsonan luncur yang kebanyakannya terlebih perlu dalam Greek: /'/ (aleph), /h/ (he), /j/ (yodh), /`/ (ayin), and /w/ (waw), masing-masing. Dalam Greek timur, dimana kekurangan nafas seluruhnya, huruf eta (dari konsonan aspirat Semitik /ħ/, heth) telah juga digunakan untuk e panjang, dan akhirnya huruf omega telah diperkenalkan untuk satu o panjang. Vokal juga asalnya tidak digunakan dalam huruf Semitik, walaupun malah dalam huruf Ugaritik yang amat kuno matres lectionis telah digunakan, d.c. tanda konsonan telah digunakan untuk menandakan vokal. Matres lectionis adalah, bagaimanapun, tak pernah digunakan sistematiknya. Manakala dalam keluarga Semitik Barat lebih awal dari tulisan (Phoenicia, Ibrani, Moabite etc.) satu tanda berdiri untuk bunyi satu yang sejenis, satu "konsonan" tambah vokal tidak dispesifikasikan atau tiada vokal, huruf Greek membahagikan tanda ini kepada dua kategori, konsonan ("benda yang berbunyi sepanjang") dan vokal dan menambahkan peraturan ejaan revolusi yakni tanda dari kategori pertama harus selalu dilayakkan oleh tanda dari kategori kedua. Tulisan-lebih awal mempunyai tanda-vokal, termasuk Linear B, dimana menotakan bahasa Greek pada Zaman Gangsa. Peraturan ejaan baru mencipta satu sistem dimana tanda konsonantal akan tidak lagi disebut oleh mereka sendiri (seperti mereka boleh dalam Phoenicia), tetapi hanya bersekutu dengan tanda dari kategori kedua dari tanda, dimana akan disebut dengan mereka sendiri (vokal). Peraturan ejaan menciptakan ilusi yakni pertuturan yang terdiri dari zarah (fonim = huruf berhuruf Greek) dan penerangan tak bersejarah dari watak dari moyang Semitik Barat dari huruf Greek (yakni mereka juga berdiri untuk fonim, memberi kebangkitan sesat seumpama kategori seperti Abjad atau Abugida).
Greek juga perkenalkan tiga konsonan baru, dilampirkan ke akhir kata laksana mereka telah dibangunkan. Konsonan ini membuat untuk kekurangan aspirat bandingan dalam Phoenicia. Dalam Greek Barat, X digunakan untuk /ks/ and Ψ for // — maka itu nilai huruf kita x, dipemerolehan dari huruf Greek barat. Lebih pada zaman pertengahan aspirat ini hilang, jadi kini theta, dan chi bermakna untuk /θ/, /f/, and /x/. Asal usul huruf ini dipertikaikan.
Huruf san telah digunakan pada aneka dengan sigma, dan mengikut masa klasikal terkemudian ini lusuh, san hilang dari huruf. huruf waw (kemudian dipanggil digamma) dan qoppa hilang, juga, yang bekas hanya perlu untuk dialek barat dan terkemudian tak pernah amat diperlukan langsung. Ini tinggal pada dalam sistem perangkaan Ionik, bagaimanapun, dimana terdiri dari menulis satu siri huruf dengan nilai perangkaan tepat. Sampi (jelas dalam satu bentuk glyph tempatan jarang dari Ionia) telah diperkenalkan pada akhir — untuk memaknakan 900. Beribu-ribu telah ditulis menggunakan satu tanda pada kiri atas ('A untuk 1000, etc).
Asalnya terdapat beberapa aneka dari huruf Greek, paling penting sekali barat (Chalcidian) dan timur (Ionik) Greek; yang bekas memberi kebangkitan pada Huruf Italik Kuno dan ketika itu kepada Huruf Rumi/Latin. Athens ambil skrip Ionik pada piawainya pada 403 SM, dan pendeknya sesudah itu versi lain hilang. Kemudian itu Greek sentiasa ditulis kiri ke kanan, tetapi asalnya ia telah ditulis kanan ke kiri (dengan watak asimetrikal dipusing), dan dalam-antara bertulis cara samada — atau, besar kemungkinan, boustrophedon, jadi yakni baris ini arah altenatif.
Semasa zaman Pertengahan, skrip Greek mengalami perubahan sejajar yang dari huruf Rumi: manakala bentuk lama telah dikekalkan sebagai skrip peringatan, uncial dan akhirnya tangan minuskul datang mendominasi. Huruf σ malah ditulis ς pada akhir kata, sejajar dengan kegunaan dari panjang dan pendek s pada suatu masa. Aristophanes dari Byzantium juga perkenalkan proses mengloghatkan huruf Greek untuk sebutan lebih mudah.
Kerana minuskul Greek bangkit pada tarikh (banyak) kemudian, tiada minuskul yang sebenarnya wujud untuk san. Bentuk minuskul untuk huruf lain telah hanya digunakan secara angka. Untuk nombor 6, Greek moden gunakan sambungan lama dipanggil stigma (Ϛ, ϛ) sebalik digamma atau gunakan στ jika ia tak didapati. Untuk 90 mereka gunakan bentuk qoppa moden berbentuk-z: Ϟ, ϟ (Nota yakni sesetengah peninjau web/gabungan fon akan tunjukkan qoppa lain di sini).

Huruf Greek dan pemerolehan mereka adalah seperti berikut (sebutan ditransalin menggunakan Huruf Fonetik Antarabangsa:

Huruf Nama Sebutan Bersamaan
Phoenician
huruf
Transliterasi1
Purba
Greek
Pertengahan
Greek
(polytonic)
Moden
Greek
Inggeris Klasikal
Purba
Greek
Moden
Greek
Purba
Greek
Moden
Greek
Α α ἄλφα άλφα Alfa [a] [aː] [a] Aleph Aleph a a
Β β βῆτα βήτα Beta [v] [v] Beth Beth b v
Γ γ γάμμα γάμμα
γάμα
Gama [ɡ] [ʝ] sebelum [e̞] atau [i];
[ɣ] dalam hal lain
Gimel Gimel g gh, g, j
Δ δ δέλτα δέλτα Delta [d] [ð] Daleth Daleth d d, dh
Ε ε εἶ ἒ ψιλόν έψιλον Epsilon [e] [e̞] He He e e
Ζ ζ ζῆτα ζήτα Zeta likely [zd]
(or [dz]?)
later [zː]
[z] Zayin Zayin z z
Η η ἦτα ήτα Eta [ɛː] [i] Heth Heth e, ē i
Θ θ θῆτα θήτα Teta [tʰ] [θ] Teth Teth th th
Ι ι ἰῶτα ιώτα
γιώτα
Iota [i] [iː] [i], [j] Yodh Yodh i i
Κ κ κάππα κάππα
κάπα
Kapa [k] [c] sebelum [e̞] atau [i];
[k] dalam hal lain
Kaph Kaph k k
Λ λ λάβδα λάμβδα λάμδα
λάμβδα
Lambda [l] [l] Lamedh Lamedh l l
Μ μ μῦ μι
μυ
Mu [m] [m] Mem Mem m m
Ν ν νῦ νι
νυ
Nu [n] [n] Nun Nun n n
Ξ ξ ξεῖ ξῖ ξι Xi [ks] [ks] Samekh Samekh x x, ks
Ο ο οὖ ὂ μικρόν όμικρον Omikron [o] [o̞] Ayin 'Ayin o o
Π π πεῖ πῖ πι Pai [p] [p] Pe Pe p p
Ρ ρ ῥῶ ρω Ro [r], [r̥] [r] Res Resh r (: rh) r
Σ σ
ς
(akhir)
σῖγμα σίγμα Sigma [s] [s] Sin Shin s s
Τ τ ταῦ ταυ Tau [t] [t] Taw Taw t t
Υ υ ὓ ψιλόν ύψιλον Upsilon [y] [yː]
(earlier [u] [uː])
[i] Waw Waw u, y y, v, f
Φ φ φεῖ φῖ φι Fi [pʰ] [f] asalan dipertikaikan
(lihat teks)
ph f
Χ χ χεῖ χῖ χι Khi [kʰ] [ç] sebelum [e̞] atau [i];
[x] dalam hal lain
ch ch, kh
Ψ ψ ψεῖ ψῖ ψι Psi [ps] [ps] ps ps
Ω ω ὦ μέγα ωμέγα Omega [ɔː] [o̞] Ayin 'Ayin o, ō o

@Huruf Romawi

Angka Romawi ada di mana- mana! Di jam, di bab buku pelajaran, di papan skor pertandingan olahraga, dan lain- lain. Dari mana sebenarnya nih angka berasal??

ASAL – USUL ANGKA ROMAWI
Menurut sejarah, angka romawi udah ada sejak jaman romawi kuno. Awalnya system perhitungannya diadaptasi dari system perhitungan milik bangsa Etruscan. Begitu dengan angka- angkanya, mirip banget dengan angka- angka milik bangsa Etruscan (disimbolkan berdasarkan huruf dan gambar).
Cuma, berhubung angka- angka Etruscan susah buat ditulis maupun di baca, akhirnya pada abad pertengahan angka romawi di sederhanakan. Contoh dalam bahasa Etruscan tertulis angka- angka : I ^ X П 8 П . nah, dalam deretan angka romawi yang baru angka –angka itu berubah menjadi : I V X L C M.

Yang unik dalam deretan angka romawi tuh, kalo diperhatiin nggak ada angka 0. Padahal konon konsep zero (0) sebagai angka udah dikenal oleh bangsa romawi sejak agama Kristen muncul. Soalnya dalam pembuatan kalender kristiani, zero amat penting untuk menentukan hari paskah.



 

@huruf Jepang

I.             HIRAGANA
 

Huruf Hiragana merupakan suatu cara penulisan dalam bahasa Jepang dan mewakili sebutan suku kata, tulisan ini mempunyai bentuk yang halus, serta dikenal dengan tulisan wanita karena pada masa silam tulisan ini sering digunakan oleh kaum wanita atau dikenali sebagai onna de. Hiragana mula digunakan secara luas pada abad ke-10 Masehi.

contoh huruf hiragana:

Kegunaan Huruf Hiragana :
1.      menulis akhiran kata,
2.      menulis kata keterangan,
3.      digunakan untuk situasi yang formal,
4.       menulis bahan bacaan anak-anak seperti buku teks, animasi dan komik (manga),
5.      Perkataan dimana kanjinya lama tidak digunakan atau bahkan sudah tidak diketahui.
II.           KATAKANA

Sedangkan Huruf katakana digunakan oleh kamu lelaki dan mempunyai bentuk berbeda dengan Hiragana dimana bentuk dari huruf ini lurus-lurus. Digunakan untuk kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diserap menjadi bahasa jepang, serta digunakan untuk menuliskan onomatope dan kata-kata asli dalam bahasa Jepang, dan mempunyai sifat sebagai penegasan saja.
Contoh huruf katakana:
III.         KANJI
Contoh huruf kanji jepang:

Aksara Kanji berasal dari Cina, yang digunakan untuk melambangkan konsep atau ide (kata benda, akar kata kerja, akar kata sifat, serta kata keterangan) .Aksara kanji digunakan untuk menulis hampir semua kosakata yang berasal dari bahasa Tionghoa maupun bahasa Jepang

 @Aksara Kora

Sejarah Huruf Korea

Huruf Korea biasa di sebut dengan Hangeul (한글), di ciptakan oleh Raja Agung Sejong dari dinasti Joseon pada tahun 1446. meskipun rakyat Korea pada masa itu sudah meiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa korea yang diturunkan dari bahsa Altaic, tapi dalam penulisannya, orang korea masih menggunkan karakter Cina. Karakter Cina sangat susah di pelajari karena bentuknya yang rumit.
Setelah melalui penelitian yang cukup lama, akhirnya Raja Sejong memperkenalkan Hangeul (한글) kepada rakyatnya. Dengan jasa dari Raja Sejong ini akhrinya rakyat korea bisa lebih maju dalam bidang baca tulis, karena karakter Hangeul yang mudah untuk di pelajari dan tidak rumit. Untuk memperingati jasa Raja sejong maka setiap tanggal 9 oktober di korea di peringati sebagai hari Hangeul (한글날)
Hangeul (한글)
Huruf Korea / Hangeul (한글) sangat mudah untuk di pelajari. cara penulisan nya pun sama dengan huruf latin yaitu dari kiri ke kanan sampai terbentuk kata yang diinginkan. Perbedaaanya dengan huruf latin adalah, dalam Hangeul(한글) huruf-hurf tersebut di kumpulkan menjadi syllable(suku kata). baru kemudian dari syllabel-syllabel tersebut disusun membentuk kata yang di inginkan.
Pada saat pertama kali di perkenalkan oleh raja Sejong, Hangeul(한글) terdapat 28 huruf. Akan tetapi setelah perkembangannya hanya 24 huruf saja yang di pakai. Jumlah ini lebih sedikit jika di bandingkan dengan huruf latin. Selain itu Hangeul (한글) tidak mengenal huruf kapital.
Hangeul(한글) di kelompokkan menjadi dua yaitu:
  • Huruf dasar
Vokal
Huruf Korea Bunyi
a
ya
o
yo
u
yu
eo
yeo
eu
i

Konsonan
Huruf Korea Bunyi
g/k
n
d/t
r/l
m
b/p
s
j/c
ch
ph
kh
th
h
ng
  • Huruf Turunan
Vokal Turunan
Huruf Korea Bunyi
ae
yae
e
ye
wa
wae
oe
weo
we
wi
eui
Konsonan Turunan
Huruf Korea Bunyi
gg/kk
dd
bb
ss
jj
*Tambahan : Untuk huruf vokal dalam sebuah kata atau kalimat jika berada di depan tidak bisa berdiri sendiri, dalam penulisannya harus menggunakan awalan huruf konsonan ““. Jadi seperti ini contohnya “아 , 어 , 여 , 애 , 에” dsb.



Sekian Aksara-Aksara Kuno Di  Dunia.. Semoga bermanfaat.......
Sumber : http://id.wikipedia.org

Baca juga tulisan menarik lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Ganti Background

Rubah Baground Blog di sini


Mau buku tamu seperti ini kawan?
Klik ini sini

DI BACA

Ganti Warna Baground

Button Color