Ragam Aksara Kuno
Surgaberita
- Kata alphabet berasal dari alpha dan beta, dua huruf pertama sistem
penulisan bangsa Yunani. Alphabet yg kita kenal sekarang ini pertama
sekali dikembangkan oleh bangsa Mesir kuno. Sistem penulisan mereka
disebut hieroglyphyc, yg artinya tulisan para pemuka agama. Dalam sistem
ini lambang/gambar dipergunakan untuk menyatakan objek/ode-ide.
Selanjutnya bangsa Mesir juga menggunakan lambang/simbol untuk
menyatakan sebuah huruf, contohnya : air disebut nu, dan dinyatakan
dengan lambang riak/gelombang. Selanjutnya mereka menggunakan lambang
ini untuk lambang bunyi suara n, yakni bunyi huruf pertama dari kata
(dalam bahsa mereka) untuk menyatakan air.Setelah masa itu datanglah
bangsa Phonecia, yg mengembangkan sistem alphabet yg sebenarnya,dimana
huruf-huruf dipergunakan sebagai lambang bunyi. Huruf-huruf tersebut
kebanyakan diambil dari huruf Mesir, tetapi beberapa diantaranya
berbeda. Kemungkinan perbedaan ini diambil dari sistem penulisan bangsa
Syira.Sistem alphabet bangsa Phonecia memiliki 19 huruf dan tidak
memiliki huruf hidup.
hieroglyphic
Sejumlah besar bangsa-bangsa, termasuk bangsa Yunani mengadopsi sistem alphabet Phonecia. Bangsa Yunani membuat beberapa perubahan dan menambahkan sejumlah huruf vokal kedalamnya. Sistem alphabet Yunani ini memiliki 24 huruf. Beberapa (lambang) huruf diantaranya sama seperti yg kita pergunakan sekarang, misalnya huruf N (Nu) dan O(Omicron). Setelah bangsa Yunani selesai mengembangkan sistem alphabetnya. bangsa Romawi mengadopsinya. Mereka juga membuat beberapa perubahan. Mereka menambah & menghapuskan beberapa huruf dan mengubahnya dengan bentuk huruf yg berbeda. Alphabet Romawi terdiri atas 23 huruf,3 huruf U,W dan J yg ditemui dalam sistem alphabet kita merupakan tambahan. Huruf U dan W dibuat dari huruf Romawi V-yg melambangkan bunyi dari kedua suara tersebut, dan J dari huruf Romawi I. Romawi menaklukan banyak negara dan
oleh karena itulah metode penulisan mereka tersebar luas. sampai kenegara kita sekarang ini

@AKSARA INDONESIA

Untuk lebih jelasnya, berikut diberikan beberapa contoh kekayaan
ragam tulisan yang dimiliki oleh suku-suku yang mendiami tanah Nusantara
ini, diantaranya:
1. Aksara Abugida (Batak)
Ciri khas
Surat Batak adalah sebuah jenis aksara yang disebut abugida, jadi merupakan sebuah perpaduan antara alfabet dan aksara suku kata. Setiap karakter telah mengandung sekaligus konsonan dan vokal dasar. Vokal dasar ini adalah bunyi /a/. Namun dengan tanda diakritis atau apa yang disebut anak ni surat dalam bahasa Batak, maka vokal ini bisa diubah-ubah.
Ciri khas
Surat Batak adalah sebuah jenis aksara yang disebut abugida, jadi merupakan sebuah perpaduan antara alfabet dan aksara suku kata. Setiap karakter telah mengandung sekaligus konsonan dan vokal dasar. Vokal dasar ini adalah bunyi /a/. Namun dengan tanda diakritis atau apa yang disebut anak ni surat dalam bahasa Batak, maka vokal ini bisa diubah-ubah.
Jenis aksara dan penyebaran
Setiap bahasa Batak memiliki varian Surat Batak sendiri-sendiri. Namun varian-varian ini tidaklah terlalu berbeda antara satu sama lainnya.
Setiap bahasa Batak memiliki varian Surat Batak sendiri-sendiri. Namun varian-varian ini tidaklah terlalu berbeda antara satu sama lainnya.

Penggunaan
Surat Batak zaman dahulu kala digunakan untuk menulis naskah-naskah Batak yang diantaranya termasuk buku dari kulit kayu yang dilipat seperti akordeon. Dalam bahasa Batak buku tersebut dinamakan pustaha. Pustaha-pustaha ini yang ditulis oleh datu (dukun) berisikan penanggalan dan ilmu nujum.
Surat Batak zaman dahulu kala digunakan untuk menulis naskah-naskah Batak yang diantaranya termasuk buku dari kulit kayu yang dilipat seperti akordeon. Dalam bahasa Batak buku tersebut dinamakan pustaha. Pustaha-pustaha ini yang ditulis oleh datu (dukun) berisikan penanggalan dan ilmu nujum.
2. Huruf Incung dan Rancong Kerinci (Jambi)
Dalam Tambo Kerinci yang disalin oleh Dr. Voorhoede, R. Ng. Dr. Purbacaraka, H. Veldkamp Conteleur BB, Ny. M.C.J Voorhoeve Bernelet Meens, kita temui bahwa hampir setiap benda pusaka terdapat tulisan Incung seperti yang ditemukan pada 87 buah tanduk sapi dan kerbau, 24 buah pada ruas buluh (bambu), 4 buah tabung buluh, 8 buah kertas gulungan, 3 daun lontar atau pada kulir kayu (daluang), beberapa tulisan pada mangkuk, tapak kaki gajah, tulang dan pecahan barang keras lainnya. Benda pusaka itu bisa dilihat ketika penyimpanannya secara adat diturunkan pada saat perhelatan akbar, seperti Kenduri Sko (Kenduri Pusaka).
Dalam Tambo Kerinci yang disalin oleh Dr. Voorhoede, R. Ng. Dr. Purbacaraka, H. Veldkamp Conteleur BB, Ny. M.C.J Voorhoeve Bernelet Meens, kita temui bahwa hampir setiap benda pusaka terdapat tulisan Incung seperti yang ditemukan pada 87 buah tanduk sapi dan kerbau, 24 buah pada ruas buluh (bambu), 4 buah tabung buluh, 8 buah kertas gulungan, 3 daun lontar atau pada kulir kayu (daluang), beberapa tulisan pada mangkuk, tapak kaki gajah, tulang dan pecahan barang keras lainnya. Benda pusaka itu bisa dilihat ketika penyimpanannya secara adat diturunkan pada saat perhelatan akbar, seperti Kenduri Sko (Kenduri Pusaka).
Uraian tentang apa yang tertera pada tanduk, buluh, kertas daluang
telah diuraikan pada bagian lain dari uraian buku Bumi Sakti Alam
Kerinci SEKEPAL TANAH SURGA yaitu berdasarkan penelitian asing dan
domestik. Sangatlah mengejutkan bahwa maskot Melayu tertua yang pernah
ditulis dalam huruf Pallawa masih tersimpan baik di Tanjung Tanah
Kerinci dan menurut DR. Uli Kozok merupakan yang tertua di dunia.
Nenek moyang Kerinci aktif menulis tulisan Incung. Bagaimana
menulisnya, di bawah ini kami mencoba menampilkannya dalam bentuk
sederhana agar mudah di fahami dan dipelajari oleh siapa pun, terutama
anak didik generasi penerus dan bagi wisatawan domestik dan mancanegara
yang tertarik kepada peninggalan kuno Kerinci. Tulisan ini berdasarkan
tulisan yang di buat H. Abdul Kadir Jamil. Dpt pada 17 Maret 1974.
(Sumber: H. Norewan, BA).
Selain itu ada juga tulisan lain yang ada di Kerinci ini yaitu tulisan Rencong, ini berdasarkan penelitian seorang Belanda bernama: L. C. Westenenk (1922) dalam “Reintjong Schrift. II. Beschreven hoorns in the landschap Krintji”, in: Tijdscrift voor indische Taal-, Land-, en Volkenkunde 61, Batavia, Albrecht en co./s-Gravenhage. M. Nijhoff. Adapun bentuk hurufnya adalah sebagai berikut:


3. Aksara Rejang (Bengkulu)
Berikut ditampilkan aksara Rejang yang berasal dari Bengkulu:

4. Aksara Kaganga (Sunda)
Berikut ditampilkan jenis aksara Kaganga yang berasal dari tanah Sunda:
Berikut ditampilkan jenis aksara Kaganga yang berasal dari tanah Sunda:

5. Aksara Jawa kuno (Hanacaraka)

Hanacaraka atau dikenal dengan nama carakan atau cacarakan adalah aksara turunan aksara Brahmi yang digunakan untuk naskah-naskah berbahasa Jawa, bahasa Madura, bahasa Sunda, bahasa Palembang, dan bahasa Sasak). Aksara Jawa modern adalah modifikasi dari aksara Kawi dan tergolong aksara abugida. Hal ini bisa dilihat dengan struktur masing-masing huruf yang paling tidak mewakili 2 buah huruf (aksara) dalam huruf latin. Sebagai contoh aksara Ha yang mewakili dua huruf yakni H dan A, dan merupakan satu suku kata yang utuh bila dibandingkan dengan kata “hari”. Aksara Na yang mewakili dua huruf yakni N dan A, dan merupakan satu suku kata yang utuh bila dibandingkan dengan kata “nabi”.
Beberapa buah aksara itu bisa digabungkan secara langsung untuk membentuk sebuah kata. Sebagai contoh :




Integrasi Hanacaraka ke dalam sistem informasi komputer
Usaha-usaha untuk mengintegrasikan aksara ini ke sistem informasi elektronik telah dilakukan sejak 1983 oleh peneliti dari Universitas Leiden (dipimpin Willem van der Molen). Integrasi ini diperlukan agar setiap anggota aksara Jawa memiliki kode yang khas yang diakui di seluruh dunia.
Jeroen Hellingman mengajukan proposal untuk mendaftarkan aksara ini
ke Unicode pada pertengahan tahun 1993 dan Maret 1998. Selanjutnya,
Jason Glavy membuat “font” aksara Jawa yang diedarkan secara bebas sejak
2002 dan mengajukan proposal pula ke Unicode. Teguh Budi Sayoga pada
tahun 2004 telah pula membuat suatu font aksara Jawa untuk Windows
(disebut “Hanacaraka”) berdasarkan ANSI.
Baru sejak awal 2005 dilakukan usaha bertahap yang nyata untuk
mengintegrasikan aksara Jawa ke dalam Unicode setelah Michael Everson
membuat suatu code table sementara untuk didaftarkan kelak. Kelambatan
ini terjadi karena kurangnya dukungan dari masyarakat pengguna aksara
ini. Baru semenjak masa ini mulai terhimpun dukungan dari masyarakat
pengguna. Berdasarkan proses pengajuan, aksara Jawa akan dimasukkan ke
dalam Unicode versi 5.2 (tergabung dalam Amandemen 6) yang dijadwalkan
keluar pada paruh akhir 2009.

6. Aksara Bali
Berikut di tampilkan bentuk aksara-aksara dasar Hanacaraka gaya Bali;
Berikut di tampilkan bentuk aksara-aksara dasar Hanacaraka gaya Bali;
7. Aksara Bugis
Berikut ditampilkan bentuk dari aksara Bugis:
Berikut ditampilkan bentuk dari aksara Bugis:

@AKSARA CINA
Sejarah
Menurut
lagenda, tulisan Cina telah direka oleh Cangjie (c. 2650 SM), seorang
bangsawan yang telah berkhidmat dengan Maharaja Huangdi.
Pada suatu hari, Cangjie sedang memburu di Gunung Yangxu (kini Shanxi),
dan terserempak dengan seekor penyu dan amat kagum dengan urat saraf
yang terdapat di penyu tersebut. Dia mendapat ilham bahawa bentuk urat
saraf itu mengandungi makna tersembunyi yang lojik dan disebabkan itu
telah mempelajari mengenai haiwan-haiwan di dunia, susunan bentuk bumi
dan tumbuhan dan bintang-bintang di langit. Daripada ini semua, dia
berjaya menghasilkan sebuah sistem tulisan simbolik yang dipanggil zi
(字) -- aksara Cina. Lagenda juga mengatakan bahawa pada hari tulisan
Cina diciptakan, orang ramai telah mendengar makhluk jahat meraung dan
hasil tanaman gugur ke tanah seperti hujan, menandakan kelahiran sebuah
tamadun, untuk baik dan jahatnya.
Gaya
Terdapat pelbagai gaya, atau skrip, dalam penulisan aksara Cina yang
berasal daripada pelbagai model kaligrafi dan sejarah. Kebanyakannya
berasal dari China dan kini kerap digunakan, dengan perubahan kecil, di
kesemua negara di mana aksara Cina digunakan. Aksara-aksara ini
digunakan sejak lebih 3,000 tahun dahulu.
Skrip Tulang Ramalan dan Gangsa tidak
digunakan lagi, sementara skrip tertua yang masih digunakan kini ialah
Skrip Mohor (Cina Ringkas: 篆书; Cina Tradisional: 篆書; pinyin:
zhuànshū). Skrip Mohor berevolusi secara organik daripada skrip gangsa
Zhou, lalu diterapkan dalam bentuk yang dipiawaikan di bawah perintah Maharaja China pertama, Qin Shi Huang.
Skrip mohor kini hanya digunakan pada mohor kesenian. Kini tidak ramai
orang yang mampu membacanya dengan fasih, meskipun seni mengukir mohor
tradisional dalam skrip ini masih wujud; sesetengah artis kaligrafi juga memakai gaya ini.
Skrip-skrip yang kerap digunakan masa kini ialah "Skrip Kerani" (Cina Ringkas: 隶书; Cina Tradisional: 隸書; pinyin: lìshū) yang laris sejak Dinasti Qin hingga Dinasti Han, Weibei (Bahasa Cina: 魏碑; pinyin: wèibēi), "Skrip Biasa" (Cina Ringkas: 楷书; Cina Tradisional: 楷書; pinyin: kǎishū) yang banyak digunakan untuk pencetakan, dan "Skrip Separa Kursif" (Cina Ringkas: 行书; Cina Tradisional: 行書; pinyin: xíngshū) yang banyak digunakan untuk penulisan.
Skrip Kursif (Cina Ringkas: 草书; Cina Tradisional: 草書;
pinyin:
cǎoshū, "skrip rumput") tidak digunakan secara meluas, dan merupakan
gaya kaligrafi yang penuh kesenian. bentuk-bentuk aksara asas
ditunjukkan, dan bukannya direalisasikan dengan jelas, dan
penyingkatannya disifatkan sebagai ekstrem. Meskipun bentuknya kursif
sampai satu-satu coret tidak dapat dibezakan lagi dan hasil penulisannya
sukar dibaca oleh sesiapa yang tidak terlatih, skirp ini amat dihargai
kerana keindahan dan kebebasan yang terangkum dalamnya. Sesetengah
aksara Cina Mudah yang digunakan di Republik Rakyat China, dan
sesentengah aksara dipermudah di Jepun, berasaskan Skrip Kursif ini.
Hiragana Jepun juga berasaskan skrip ini.
Terdapat juga gaya kaligrafi yang direka di luar China, seperti gaya Edomoji
di Jepun; skrip-skrip sedemikian selalunya terhad penggunaannya dalam
negara asalnya dan tidak disebarkan ke negara lain seperti mana yang
dilalui skrip-skrip piawai di atas.
Pembentukan aksara
Peringkat-peringkat terawal dalam perkembangan aksara didominasi oleh piktogram,
yang mana makna dinyatakan secara langsung oelh bentuknya. Perkembangan
tulisan ini yang bertujuan meliputi perkataan bagi konsep abstrak dan
meningkatkan kecekapan penulisan, telah membawa kepada kewujudan banyak
aksara bukan piktogram.
Pelbagai jenis aksara ini julung kali
dikelaskan kira-kira tahun 100 M oleh seorang pakar bahasa China bernama
Xu Shen, yang mengarang kamus etimologi Shuowen Jiezi (說文解字/说文解字) yang membahagikan tulisan Cina kepada enam kategori, iaitu liùshū (六書/六书).
Sungguhpun kategori dan pengelasannya kadang-kala bermasalah dan
dikatakan gagal mencerminkan sifat-sifat sistem tulisan Cina secara
menyeluruh, namun sistem ini telah lama dikekalkan melalui sejarah lama
dan kegunaan meluasnya.

4% aksara Cina berpunca secara terus daripada piktogram individu (Bahasa Cina: 象形字; pinyin:
xiàngxíngzì), dan dalam kebanyakan kes sedemikian hubungan ini tidak
semestinya jelas kepada pembaca masa kini. Bagi 96% yang lain,
sebilangannya adalah agregat logik (Cina Ringkas: 会意字; Cina Tradisional: 會意字;
pinyin: huìyìzì), iaitu aksara yang digabung daripada pelbagai bahagian
yang menandakan maksud. Namun, kebanyakan aksara berbentuk piktofonetik
(Cina Ringkas: 形声字; Cina Tradisional: 形聲字; pinyin:
xíng-shēngzì), iaitu aksara yang mengandungi dua bahagian: satu
menandakan satu kategori maksud am dan yang satu lagi bunyi sebutannya.
Sebutan dalam aksara sedemikian lazimnya hanya menghampiri sebutan zaman
sekarang kerana perubahan mengikut peredaran zaman dan perbezaan antara
bahasa-bahasa asal.
Aksara Mndarin

Aksara bangsa Cina menggunakan gambar untuk menyampaikan pesan-pesan atau sebagai media untuk berkomunikasi. Tulisan yang menggunakan gambar sebagai media untuk penyampaikan pesan biasa disebut piktograf. Misalnya saja seseorang ingin menyampaikan pesan kepada temannya mengenai matahari maka digunakan gambar matahari sebagai media untuk menyampaikan pesannya. Jadi tulisan bangsa Cina pada jaman sekarang ini sebenarnya merupakan gambar dari nenek moyang mereka yang telah di sederhanakan menjadi tulisan.
Ada 4 naskah utama dalam sejarah aksara bangsa Cina yang digunakan pada periode yang berbeda:
- Naskah Tulang-Belulang dan Tempurung Kura-Kura (Oracle Bones dan Turtle Shell Script) digunakan pada zaman dinasti Shang (1600 -1046 SM)
- Naskah Benda-Benda Kuningan (Bronzeware Script) digunakan pada zaman dinasti Zhou (Abad ke 10 SM – Abad ke 5 SM)
- Naskah Segel (Seal Script) digunakan pada zaman dinasti Qin ( abad ke 2 SM)
- Naskah Clerical (Clerical Script) digunakan di akhir zaman dinasti Qin sampai sekarang ( Abad ke 2 SM – sekarang)Selain 4 naskah utama di atas ada naskah tambahan yang merupakan pengembangan dari naskah Regular:
- Naskah Regular ( Regular Script) merupakan pengembangan dari naskah Clerical biasa digunakan secara umum di dunia percetakan.
- Naskah Semi-Cursive ( Semi-Cursive Script) sering di gunakan secara umum sebagai tulisan tangan.
- Naskah Cursive (Cursive Script) tidak digunakan secara umum, hanya digunakan untuk keperluan seni kaligrafi
Di
zaman Cina modern digunakan naskah tradisional dan naskah yang telah
disederhanakan yang mana naskah sederhana (simplified) mengalami
penyederhanaan dari naskah tradisional. Naskah tradisional sampai
sekarang masih tetap digunakan di Taiwan dan RRC, sedangkan naskah
sederhana (simplified) digunakan di RRC saja. Pembahasasan berikutnya
mengenai aturan penulisan (Stroke Order)
@Abjad Arab

Sehari-hari Anda yang rajin membaca Al Qur’an tentu akrab dengan huruf-huruf Arab. Huruf Arab juga sering dipakai sebagai sarana ekspresi rasa seni, yakni sebagai kaligrafi. Tapi, tahukah Anda bagaimana huruf Arab berasal dan bagaimana asal usulnya?
Huruf Arab digunakan di berbagai belahan dunia, urutan kedua di bawah huruf Romawi/Latin. Sementara itu, kaligrafi Arab begitu terkenal sebagai suatu seni tersendiri. Yang lebih utama lagi, huruf Arab digunakan untuk mencatat wahyu Ilahi di dalam Al Qur’an.
Orang-orang Arab zaman dulu menyukai kehidupan yang berpindah-pindah, lama sekali mereka terbiasa berkomunikasi secara lisan saja.
Dibandingkan dengan orang-orang Mesir, Babylonia, ataupun Cina, mereka terlambat berkenalan dengan huruf. Mereka tidak berpengalaman dalam bahasa tulisan. Bahkan puisipun dipelihara lewat bahasa lisan.
Sebaliknya, bagi orang-orang Phoenic, yang bertempat tinggal di Libanon, pada sekitar 1100 sebelum Masehi telah mengembangkan alfabet sebanyak 22 huruf. Alfabet ini merupakan hasil dari penyederhanaan untuk memudahkan komunikasi di antara mereka.
Bagi orang-orang yang tinggal di Syna, alfabet sederhana ini diadaptasikan ke dialek kaum Semit.
Orang-orang Nabatean, orang Arab yang hidupnya semi-nomaden, dan mendiami wilayah Sinai dan Arab Utara hingga Syria Selatan, terkenal melalui kota Petra dan Madina Al Saleh. Mereka mengembangkan naskah yang diturunkan dari naskah orang-orang Aram. Dengan orang-orang Aram ini, mereka memiliki hubungan dagang dan kebudayaan.
Bahasa dan tulisan mereka pernah mengalami kerusakan ketika wilayah kekuasaan mereka direbut orang-orang Romawi (pada tahun 105 M). Perkembangan berikutnya yang mengubah huruf Nabatean menjadi Arabik terjadi pada Abad ke-6, yang kemudian tak ada lagi perubahan yang mendasar pada huruf Arab tersebut sampai kini. Hal ini memudahkan kita untuk mengenali dan membaca bahasa yang tercantum di dalam kitab suci Al Qur’an.
Huruf | Pengucapan | Internasional |
---|---|---|
ا | alif | alif |
ب | ba | bāʾ |
ت | ta | tāʾ |
ث | tsa | ṯāʾ |
ج | jim | ǧīm |
ح | ha | ḥāʾ |
خ | kha | ḫāʾ |
د | dal | dāl |
ذ | dzal | ḏāl |
ر | ra | r āʾ |
ز | zai | z ā y |
س | sin | sīn |
ش | syin | šīn |
ص | shad | ṣād |
ض | dhad | ḍād |
ط | tha | ṭāʾ |
ظ | zha' | ẓāʾ |
ع | 'ain | 'ain |
غ | ghain | ġain |
ف | fa | fāʾ |
ق | qaf | qāf |
ك | kaf | kāf |
ل | lam | lām |
م | mim | mīm |
ن | nun | nūn |
ه | ha | hāʾ |
ة | taʾ marbutah | tāʾ marbuṭah |
و | wau | wāw |
ي | ya | yāʾ |
@Huruf Yunani
Sejarah
Menurut
lagenda yang dikira semula oleh Herodotus, huruf ini adalah pertama
diperkenalkan pada Greece oleh seorang Phoenicia bernama Cadmus, yang
juga tokoh dalam Mitos Greek lain.
Sejarahnnya, huruf Greek muncul beberapa
abad selepas kejatuhan tamadun Mycenea dan akibat kepupusan dari skrip
Linear Bnya, suatu sistem tulisan Greek awal. Linear B diturunkan dari
Linear A, dimana dibangunkan oleh Minoan,
dimana bahasa yang kemungkinan tidak berhubung kait dengan Greek;
akibatnya ejaan sukuan Minoan tidak memberikan medium ideal untuk
transliterasi dari bunyi bahasa Greek. Huruf Greek yang kita kenal kini
bangkit selepas Zaman Kegelapan Greek buta huruf — suatu tempoh antara
kejatuhan Mycenae (c. 1200 S.M.) dan kebangkitan dari Greek Purba,
dimana bermula dengan kemunculan dari epik Homer, sekitar 800 S.M., dan
institusi dari Sukan Olimpik Purba pada 776 S.M.
Perubahan paling penting dalam huruf
Greek, adalah pengambilan dari abjad Phoenicia, adalah pengenalan dari
vokal
bertulis, tanpa dimana Greek — tidak seperti Phoenicia — tidak
difahami. Pada faktanya kebanyakan huruf yang mengandungi vokal
dipemerolehan unggulnya dari Greek, walaupun terdapat pengecualian
(Hangul, skrip Orkhon, Huruf Ge'ez, Huruf Indic, dan skrip Hungary
Kuno). Vokal pertama adalah alpha, e (kemudian epsilon), iota, o (kemudian omicron), dan u (kemudian upsilon), ubahsuaian dari glotal Semitik, aspirat, atau konsonan luncur yang kebanyakannya terlebih perlu dalam Greek: /'/ (aleph), /h/ (he), /j/ (yodh), /`/ (ayin), and /w/ (waw), masing-masing. Dalam Greek timur, dimana kekurangan nafas seluruhnya, huruf eta (dari konsonan aspirat Semitik /ħ/, heth) telah juga digunakan untuk e panjang, dan akhirnya huruf omega
telah diperkenalkan untuk satu o panjang. Vokal juga asalnya tidak
digunakan dalam huruf Semitik, walaupun malah dalam huruf Ugaritik yang
amat kuno matres lectionis telah digunakan, d.c. tanda konsonan telah digunakan untuk menandakan vokal. Matres lectionis
adalah, bagaimanapun, tak pernah digunakan sistematiknya. Manakala
dalam keluarga Semitik Barat lebih awal dari tulisan (Phoenicia, Ibrani,
Moabite etc.) satu tanda berdiri untuk bunyi satu yang sejenis, satu
"konsonan" tambah vokal tidak dispesifikasikan atau tiada vokal, huruf
Greek membahagikan tanda ini kepada dua kategori, konsonan ("benda yang
berbunyi sepanjang") dan vokal dan menambahkan peraturan ejaan revolusi
yakni tanda dari kategori pertama harus selalu dilayakkan oleh tanda
dari kategori kedua. Tulisan-lebih awal mempunyai tanda-vokal, termasuk
Linear B, dimana menotakan bahasa Greek pada Zaman Gangsa. Peraturan
ejaan baru mencipta satu sistem dimana tanda konsonantal akan tidak lagi
disebut oleh mereka sendiri (seperti mereka boleh dalam Phoenicia),
tetapi hanya bersekutu dengan tanda dari kategori kedua dari tanda,
dimana akan disebut dengan mereka sendiri (vokal). Peraturan ejaan
menciptakan ilusi yakni pertuturan yang terdiri dari zarah (fonim =
huruf berhuruf Greek) dan penerangan tak bersejarah dari watak dari
moyang Semitik Barat dari huruf Greek (yakni mereka juga berdiri untuk
fonim, memberi kebangkitan sesat seumpama kategori seperti Abjad atau Abugida).
Greek juga perkenalkan tiga konsonan baru, dilampirkan ke akhir kata
laksana mereka telah dibangunkan. Konsonan ini membuat untuk kekurangan
aspirat bandingan dalam Phoenicia. Dalam Greek Barat, X digunakan untuk /ks/ and Ψ for /kʰ/
— maka itu nilai huruf kita x, dipemerolehan dari huruf Greek barat.
Lebih pada zaman pertengahan aspirat ini hilang, jadi kini theta, dan
chi bermakna untuk /θ/, /f/, and /x/. Asal usul huruf ini dipertikaikan.
Huruf san telah digunakan pada aneka dengan sigma, dan mengikut masa
klasikal terkemudian ini lusuh, san hilang dari huruf. huruf waw
(kemudian dipanggil digamma) dan qoppa hilang, juga, yang bekas hanya
perlu untuk dialek barat dan terkemudian tak pernah amat diperlukan
langsung. Ini tinggal pada dalam sistem perangkaan Ionik,
bagaimanapun, dimana terdiri dari menulis satu siri huruf dengan nilai
perangkaan tepat. Sampi (jelas dalam satu bentuk glyph tempatan jarang
dari Ionia) telah diperkenalkan pada akhir — untuk memaknakan 900.
Beribu-ribu telah ditulis menggunakan satu tanda pada kiri atas ('A
untuk 1000, etc).
Asalnya terdapat beberapa aneka dari
huruf Greek, paling penting sekali barat (Chalcidian) dan timur (Ionik)
Greek; yang bekas memberi kebangkitan pada Huruf Italik Kuno dan ketika
itu kepada Huruf Rumi/Latin. Athens ambil skrip Ionik pada piawainya
pada 403 SM,
dan pendeknya sesudah itu versi lain hilang. Kemudian itu Greek
sentiasa ditulis kiri ke kanan, tetapi asalnya ia telah ditulis kanan ke
kiri (dengan watak asimetrikal dipusing), dan dalam-antara bertulis
cara samada — atau, besar kemungkinan, boustrophedon, jadi yakni baris ini arah altenatif.
Semasa zaman Pertengahan,
skrip Greek mengalami perubahan sejajar yang dari huruf Rumi: manakala
bentuk lama telah dikekalkan sebagai skrip peringatan, uncial dan
akhirnya tangan minuskul datang mendominasi. Huruf σ malah ditulis ς
pada akhir kata, sejajar dengan kegunaan dari panjang dan pendek s pada
suatu masa. Aristophanes dari Byzantium juga perkenalkan proses
mengloghatkan huruf Greek untuk sebutan lebih mudah.
Kerana minuskul Greek bangkit pada tarikh (banyak) kemudian, tiada minuskul yang sebenarnya wujud untuk san.
Bentuk minuskul untuk huruf lain telah hanya digunakan secara angka.
Untuk nombor 6, Greek moden gunakan sambungan lama dipanggil stigma (Ϛ, ϛ) sebalik digamma atau gunakan στ jika ia tak didapati. Untuk 90 mereka gunakan bentuk qoppa moden berbentuk-z: Ϟ, ϟ (Nota yakni sesetengah peninjau web/gabungan fon akan tunjukkan qoppa lain di sini).
@Huruf Romawi

ASAL – USUL ANGKA ROMAWI
Menurut sejarah, angka romawi udah ada sejak jaman romawi kuno. Awalnya system perhitungannya diadaptasi dari system perhitungan milik bangsa Etruscan. Begitu dengan angka- angkanya, mirip banget dengan angka- angka milik bangsa Etruscan (disimbolkan berdasarkan huruf dan gambar).
Cuma, berhubung angka- angka Etruscan susah buat ditulis maupun di baca, akhirnya pada abad pertengahan angka romawi di sederhanakan. Contoh dalam bahasa Etruscan tertulis angka- angka : I ^ X П 8 П . nah, dalam deretan angka romawi yang baru angka –angka itu berubah menjadi : I V X L C M.
Yang unik dalam deretan angka romawi tuh, kalo diperhatiin nggak ada angka 0. Padahal konon konsep zero (0) sebagai angka udah dikenal oleh bangsa romawi sejak agama Kristen muncul. Soalnya dalam pembuatan kalender kristiani, zero amat penting untuk menentukan hari paskah.
@huruf Jepang
I.
HIRAGANA
contoh huruf hiragana:
Kegunaan Huruf Hiragana :
1.
menulis
akhiran kata,
2.
menulis
kata keterangan,
3.
digunakan
untuk situasi yang formal,
4.
menulis bahan bacaan anak-anak seperti buku
teks, animasi dan komik (manga),
5.
Perkataan
dimana kanjinya lama tidak digunakan atau bahkan sudah tidak diketahui.
II.
KATAKANA
Sedangkan Huruf katakana digunakan oleh kamu lelaki dan mempunyai bentuk berbeda dengan Hiragana dimana bentuk dari huruf ini lurus-lurus. Digunakan untuk kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diserap menjadi bahasa jepang, serta digunakan untuk menuliskan onomatope dan kata-kata asli dalam bahasa Jepang, dan mempunyai sifat sebagai penegasan saja.
Sedangkan Huruf katakana digunakan oleh kamu lelaki dan mempunyai bentuk berbeda dengan Hiragana dimana bentuk dari huruf ini lurus-lurus. Digunakan untuk kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diserap menjadi bahasa jepang, serta digunakan untuk menuliskan onomatope dan kata-kata asli dalam bahasa Jepang, dan mempunyai sifat sebagai penegasan saja.
Contoh huruf katakana:

III.
KANJI
Contoh huruf kanji jepang:

Aksara Kanji berasal dari Cina, yang digunakan untuk melambangkan konsep atau ide (kata benda, akar kata kerja, akar kata sifat, serta kata keterangan) .Aksara kanji digunakan untuk menulis hampir semua kosakata yang berasal dari bahasa Tionghoa maupun bahasa Jepang
@Aksara Kora
Sejarah Huruf KoreaHuruf Korea biasa di sebut dengan Hangeul (한글), di ciptakan oleh Raja Agung Sejong dari dinasti Joseon pada tahun 1446. meskipun rakyat Korea pada masa itu sudah meiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa korea yang diturunkan dari bahsa Altaic, tapi dalam penulisannya, orang korea masih menggunkan karakter Cina. Karakter Cina sangat susah di pelajari karena bentuknya yang rumit.

Hangeul (한글)
Huruf Korea / Hangeul (한글) sangat mudah untuk di pelajari. cara penulisan nya pun sama dengan huruf latin yaitu dari kiri ke kanan sampai terbentuk kata yang diinginkan. Perbedaaanya dengan huruf latin adalah, dalam Hangeul(한글) huruf-hurf tersebut di kumpulkan menjadi syllable(suku kata). baru kemudian dari syllabel-syllabel tersebut disusun membentuk kata yang di inginkan.
Pada saat pertama kali di perkenalkan oleh raja Sejong, Hangeul(한글) terdapat 28 huruf. Akan tetapi setelah perkembangannya hanya 24 huruf saja yang di pakai. Jumlah ini lebih sedikit jika di bandingkan dengan huruf latin. Selain itu Hangeul (한글) tidak mengenal huruf kapital.
Hangeul(한글) di kelompokkan menjadi dua yaitu:
- Huruf dasar
Huruf Korea | Bunyi |
ㅏ | a |
ㅑ | ya |
ㅗ | o |
ㅛ | yo |
ㅜ | u |
ㅠ | yu |
ㅓ | eo |
ㅕ | yeo |
ㅡ | eu |
ㅣ | i |
Konsonan
Huruf Korea | Bunyi |
ㄱ
|
g/k
|
ㄴ
|
n
|
ㄷ
|
d/t
|
ㄹ
|
r/l
|
ㅁ
|
m
|
ㅂ
|
b/p
|
ㅅ
|
s
|
ㅈ
|
j/c
|
ㅊ
|
ch
|
ㅍ
|
ph
|
ㅋ
|
kh
|
ㅌ
|
th
|
ㅎ
|
h
|
ㅇ
|
ng
|
- Huruf Turunan
Huruf Korea | Bunyi |
ㅐ | ae |
ㅒ | yae |
ㅔ | e |
ㅖ | ye |
ㅘ | wa |
ㅙ | wae |
ㅚ | oe |
ㅝ | weo |
ㅞ | we |
ㅟ | wi |
ㅢ | eui |
Huruf Korea | Bunyi |
ㄲ | gg/kk |
ㄸ | dd |
ㅃ | bb |
ㅆ | ss |
ㅉ | jj |
Sekian Aksara-Aksara Kuno Di Dunia.. Semoga bermanfaat.......
Sumber : http://id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar